Belajar Mengerti Kehendak Tuhan

Hmm..sengaja aku ambil topik ini..

Kemarin dulu, seperti biasa saling komunikasi dengan suamiku yang jauh di sana lewat telepon.. tiba2 dia bilang " Ma..SK sudah keluar..." belum ngeh aku tanya" SK apa pa??"..." SK Mutasi"... deg2 plassss... jantungku berdetak antara nerveous dan senang amat sangaaaaattt... " Iya pa????" kataku.. " aduuuh PUJI TUHAN"
tapi selang  2 detik berikut suamiku bilang " eitss..jangan senang dulu".. dengan kernyit di dahi tapi senyum masih lebar " kenapa pa??"... " SK siapa dulu maa....bukan SK nya papa.. tapi SKnya Eka.. dia di pindahkan ke Poso".. ngiiiiiiiiiiiinggg... seolah jantungku ingin berhenti berdetak saja... " kok Eka sih pa??? dia minta pindah ya??".. "tidak ma..tapi cabang Poso ingin bimbing dia lebih baik lagi"... jawab suamiku dengan sabar (walau aku tahu dia sedang menahan getar emosi kesedihannya).. " oo begitu, terus papa bgm?"... "yah belum ma.. harus banyak berdoa katanya"..nnn... bla..blaa..blaaa..blaaa... sejenak aku terdiam..entah mengapa hatiku terasa nyeri sampai ke tulang-tulang.. malam itu percakapan kami terasaaa...hhhhffff..tak bisa ku jelaskan.. aku tahu dia kecewa..bisa kurasakan dari nada suaranya yg di buat dengan sekuat tenaga untuk menyembunyikan keputus asaannya..
Aku tak ingin membahasnya lagi..ku belokan pembicaraan kami ke topik yang lain agar dia tidak semakin sedih..begitulah..tapi selepas itu aku tak bisa menahan tangisku lagi... pertanyaan klise yang selalu dikatakan manusia yang hampir hilang pengharapan terlontar dimulutku "KENAPA TUHAN???".."KENAPA???" sudah hampir 6 tahun suamiku bergumul dalam doa... melayangkan surat permohonan pindah kepada hampir lebih dari 3 Pimpinan Cabang yang sudah berganti-ganti... pendekatan baik secara pribadi maupun perantara sudah di usahakan... sampai pernah harus menerima kata2 "khotbah" dari pimpinan.. demi kerinduannya untuk bersama dengan keluarga tercinta dia relakan apa yang tersisa dari dirinya yaitu "harga diri"...
Sudah banyak rekan-rekannya yang begitu mudah untuk di luluskan keinginan mereka untuk pindah..tidak ada alasan " belum ada orang yang bisa di tukar dengan posisimu di sana" atau  "tunggu pegawai outsorsing yang baru saja".. dan blaaa..blaaa...blaaa... padahal kondisi yang sama dengan suamiku juga berlaku bagi mereka..tapi "kenapa??"  ada yang bilang karena suamiku orangnya agak keras, pembangkang,. de el.el. ..padahal prestasi besar sudah di tunjukannya...huffft..
Mungkinkah seorang pegawai di nilai dari "APA KATA ORANG TENTANG DIA" bukan melihat pada kenyataan apa yang sudah diberikannya dengan susah payah untuk perusahaan.

Dalam keheningan aku mendengar Tuhan berkata dalam hatiku "ANAKKU, BUKAN KEHENDAKMU YANG JADI, MELAINKAN KEHENDAK KU LAH YANG JADI".. air mataku mengalir deras... dan berusaha menguatkan diri dan berkata " Tuhan..ajar aku untuk menerima dan mengerti kehendakMU, sungguh aku percaya Engkau yang punya rencana yang terbaik dalam hidup keluarga kami"

AMIN